Senin, 22 Juni 2020
Kompetensi Kepribadian Pengawas Sekolah
Kompetensi berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi diartikan sebagai kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu) kompetensi juga merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, berfikir dan bertindak. Sedangkan di dalam UU No. 14 tahun 2007 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10 berbunyi Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalanya.
Sedangkan Kepribadian merupakan Kepribadian adalah cara setiap individu tampil dan menampilkan kesan bagi
individu-individu lainnya. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda
tergantung pada sifat-sifat bawaan yang dimilikinya. Tidak ada yang namanya
kepribadian terbaik dan terburuk. Semuanya
memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Gordon W. Allport
memberikan definisi kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari
sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan fikiran individu secara
khas, istilah psikofisik yang digunakan allport dimaksudkan menunjukkan bahwa
jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi
interaksi dalam mengarahkan tingkah laku, istilah khas dalam batasan
kepribadian allport memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya
sendiri. Sedangkan dalam ensikopedi Indonesia kepribadian adalah
sikap hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa
yang membedakannya dari orang atau bangsa lain.
Menurut
William Marston (1928), tipe kepribadian dapat diketahui melalui observasi
terhadap pola perilaku yang ditampilkannya. Tipe kepribadian tersebut terdiri
dari:
a. Tipe Dominant
Yang disukai tipe ini: Kegiatan, kompetisi, kerja
keras, melakukan sesuatu, tantangan, mendapatkan hasil, menjadi pemimpin,
menyelesaikan tugas-tugas, dan lain-lain.
Lingkungan yang dibutuhkan: Kebebasan,
kewenangan, kegiatan yang bervariasi, kesempatan berkembang.
Gaya Komunikasi: Komunikasi lugas, terus
terang, dan sebagainya.
Kelemahan: Kurang sensitif terhadap
orang lain, kurang bisa santai, kurang sabar, dan sebagainya.
b. Tipe Inspiring
Yang disukai tipe ini: Mempengaruhi orang lain, rencana jangka pendek, membuat orang tertawa,
melakukan banyak hal/kegiatan, berbincang-bincang dengan orang lain, prestise
dianggap penting.
Penampilannya: Banyak bicara, pandai memulai hubungan, menyenangkan, cenderung
membesar-besarkan, mudah gembira, senang menonton.
Lingkungan yang dibutuhkan: Prestise, hubungan persahabatan, kesempatan mempengaruhi orang lain,
kesempatan untuk mengemukakan ide.
Gaya Komunikasi: Bersahabat dan komunikasi informal.
Kelemahan: Kurang bisa mengelola waktu, kurang realistis, kurang mendengarkan
orang lain, kurang memperhatikan penyelesaian tugas, dan lain-lain.
c. Tipe Supportive
Yang disukai tipe ini: Perdamaian, harmoni, ketenteraman hati, kelompok persahabatan, kerja
tim, kerja sama, dan lain-lain.
Lingkungan yang dibutuhkan: Wilayah khusus, identifkasi dengan kelompok, pola kerja yang mapan,
situasi yang stabil.
Gaya Komunikasi: Komunikasi yang hangat, terbuka dan tulus.
Kelemahan: Sulit menghadapi perubahan, kurang mampu mengatakan tidak, sulit
bertindak bebas, dan lain-lain.
d. Tipe Cautious
Yang disukai tipe ini: Konsistensi, kerja hebat, mengerjakan dengan tepat, informasi/data,
nilai, kualitas, segala sesuatu berjalan benar, ada perencanaan, prosedur, dan
kejujuran.
Lingkungan yang dibutuhkan: Tugas yang ditentukan jelas, sumber daya dan waktu yang cukup, bebas
mengajukan pertanyaan, resiko terbatas, tugas yang membutuhkan perencanaan dan
ketetapan.
Gaya Komunikasi: Komunikasi
yang logis, tepat dan detail
Kelemahan: Analisis berlebihan, kurang mampu menepati deadline,
perfeksionis, kurang mampu mengekspresikan perasaan, kurang memperhatikan
pentingnya perasaan orang lain.
a. Memiliki
tanggung jawab sebagai pengawas satuan pendidikan.
b. Kreatif
dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun
tugas-tugas jabatannya.
c. Memiliki
rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggung jawabnya.
d. Menumbuhkan
motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan.
Dari empat Kompetensi Kepribadian tersebut, dapat dikembangkan terkait komponen-komponen Kepribadian antara lain :
a. Selalu
membuat program pengawasan untuk setiap semester dan setiap tahun
b. Kehadiran
dalam sekolah binaan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah
diprogramkan
c. Di sekolah
binaan melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial
d. Pada akhir
semester / tahun membuat hasil pengawasan dan disampaikan kepada sekolah dalam
rangka meningkatkan kinerja sekolah
e. Membahas
hasil pengamatan dengan guru dan kepala sekolah
2. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan
masalah baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas
jabatannya.
a. Selalu
mengupayakan inovasi terbaru
b. Memberikan
alternative baru dalam pemecahan masalah yang dihadapi sekolah
c. Mencoba
beberapa tekhnik dan metode pengawasan pada sekolah binaanya
d. Memberikan
saran-saran kepada kepala sekolah binaan dalam rangka meningkatkan kinerja
sekolah
e. Menciptakan
suasana yang harmonis dalam membina hubungan kemitraan dengan kepala sekolah,
guru, dan tenaga administrasi sekolah.
3. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang
pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok
dan tanggung jawabnya.
a. Mengikuti
kegiatan ilmiah atas inisiatif sendiri
b. Rajin
membaca buku, berdiskusi, dan bertanya
c. Menerima
pendapat orag lain dengan penuh kearifan
d. Tidak puas
dengan apa yang telah diketahuinya
e. Melakukan kegiatan penelitian.
4. Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stake holder pendidikan
a. Bersemangat
dalam melaksanakan tugasnya
b. Pantang
menyerah bila ada kesulitan dalam melaksanakan tugas pengawasan
c. Memberikan
pujian/ penghargaan kepada siapapun yang bekerja penuh serta berprestasi
d. Senang
menghadapi tantangan dan persaingan.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Kepribadian
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kompetensi kepribadian secara umum, Yaitu:
1. Umur atau
kematangan sesorang. Konformisme semakin besar dengan bertambahnya usia.
2. Status
ekonomi akan mempengaruhi kepribadian karena bila sesoorang memiliki status
ekonomi yang mapan maka rasa nyaman dan percaya diri akan tumbuh.
3. Motifasi
diri. Adanya dorongan untuk memiliki status inilah yang menyebabkan seseorang
berinteraksi dengan orang lain, individu akan menemukan kekuatan dalam
mempertahankan dirinya di dalam lingkungan sosial.
4. Keadaan
keluarga dan lingkungan. Suasana rumah yang tidak menyenangkan dan tekanan dari
orang tua akan membentuk sebuah karakter individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
5. Pendidikan.
Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam interaksi teman sebaya
karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai wawasan dan pengetahuan yang
luas, yang mendukung dalam pergaulannya.
Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi kepribadian pengawas:
1. Kompensasi
Pegawai termasuk pengawas, apabila mereka memeperoleh kompensasi yang
memadai dan sesuai denga jerih payah, mereka cenderung akan memiliki motivasi
diri yang tinggi dalam melaksanakan pembinaan terhadap guru, motivasi sangat
mempengaruhi kepribadian pengawas.
2. Keteladanan
pemimpin
Keteladanan pemimpin sangat dibutuhkan oleh setiap bawahan di organisasi
manapun, pemimpin pengawas yang memiliki kompetensi kepribadian yang baik bisa
menjadi teladan bagi para pengawas untuk memiliki kompetensi kepribadian yang
baik.
3. Aturan
yang pasti
Aturan dapat menjadi pedoman pengawas dalam menjalankan tugasnya ,dengan
aturan yang pasti, secara mau tidak mau pengawas akan berusaha untuk
menjalankan tugas kepengawasannya dengan baik
4. Pengawasan
dan perhatian dari pemimpin
Pengawasan dan perhatian dari pemimpin sangat diperlukan demi terlaksananya
tugas para pengawas sekolah dalam hal ini KORWAS (koordinator pengawas/
kabupaten / kota )
5. Kecerdasan
emosi individu
Pengawas yang pandai dalam mengatur emosi, memiliki kecerdasan emosi
yang tinggi akan memiliki kemampuan dalam mengelola emosi, memotivasi diri
sendiri,mengenali emosi orang lai, kemampuan membina hubungan dengan orang
lain, dengan demikian akan mudah membentuk kompetensi kepribadian padadirinya
sendiri.
D.
Kamis, 18 Juni 2020
Standar Nasional Pendidikan untuk SMK
Rabu, 17 Juni 2020
Instrumen Supervisi Manajerial
![]() |
Senin, 15 Juni 2020
Standar Pendidikan Nasional
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana Dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Dan Standar Penilaian Pendidikan. Untuk pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar nasional pendidikan dibentuk Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang bersifat mandiri dan profesional dan berkedudukan di ibukota wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah melakukan akreditasi sebagai bentuk akuntabilitas setiap jenjang pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Akreditasi tersebut dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN). Pencapaian kompetensi akhir peserta didik dinyatakan dalam dokumen ijazah dan/atau sertifikat kompetensi. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan non formal wajib dilakukan penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memliki target dan kerangka waktu yang jelas.
Dalam perjalanannya, PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ini kemudian diubah dengan:
- Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan; yang kemudian diubah juga dengan
- Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sabtu, 13 Juni 2020
Pembelajaran SMK di Tengah Wabah Pandemi 19
Begitu pula untuk kegiatan di bidang pendidikan. Mulai awal wadah pandemi Covid 19 di Indonesia, banyak sekolah sudah melaksanakan BDF (belajar dari Rumah), sehingga banyak guru yang awalnya tidak siap dengan penggunaan teknologi harus segera menyesuaikan diri. Guru-guru harus dituntut untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Guru-guru harus mampu menggunakan aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan menjadi untuk pembelajran jarak jauh tersebut. Sedangkan peserta didik harus melakukan pembelajaran di rumah beserta keluarganya. Peserta didik dituntut harus memiliki alat yang dipakai untuk menerima tugas atau pembelajaran yang diberikan oleh gurunya. Sekolah-sekolah yang awalnya ramai dengan hiruk pikuk proses pembelajaran seakan-akan hanya sebagai museum, dan terihat gedung-gedung kosong. Banyak sekali model-model pembelajaran yang tidak bisa diterapkan seperti biasanya, dan muncullah metode-metode baru dalam pelaksanaaan pembelajaran. Peranan teknologi Informasi sangat mendominasi dalam proses pendidikan di tengah covid Pandemi 19 ini. Banyak aplikasi teknologi-teknologi yang awalnya tidak diketahui menjadi lebih dikenal dan dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran dari rumah. Ada Google classroom, google form, Ada Cisco webex, Zoom, Google Meet, LMS Moodle, Scology, Quizis dan masih banyak lagi.
Sebenarnya secara tidak langsung adanya wabah Covid 19 ini membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap kualitas guru khususnya peningkatan kemampuan akan pemanfaatan Informasi teknologi. Guru atau tenaga pendidik berbondong-bondong belajar akan Informasi Teknologi baik melalui kelompok MGMP, melalui Sekolah, ataupun melalui kesadaran dirinya untuk mengembangkan kemampuan ini. Tidak hanya itu guru di tengah wabah covid 19 ini ternyata juga banyak yang aktiv di Webinar yang diselelnggarakan baik oleh lembaga pemerintah atau swasta.
Pembelajran di SMK di tengah Pandemi
A. Pembelajaran Pengetahuan
Terkait pembelajaran pengetahuan di SMK ditengah pandemi ini memang ada perubahan seperti yang adisampaikan di atas. Perubahan tersebut meliputi penggunaan Teknologi Informasi yang ada. Sebenarnya sebagian guru pada saat awal sebelum Pandemi covid 19, sudah biasa yang menggunakan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang sudah ada, akan tetapi dari segi kwantitas tidak banyak. Tetapi dengan adanya pandemi ini sudah barang tentu semua guru harus melaksankannya. Sehingga mau tidak mau seorang guru harus mampu untuk membuat atau mengoperasikan aplikasi-aplikasi terkait pembelajaran itu. Sudah barang tentu ada sebagian guru yang kaget akan penggunaan teknologi informasi ini. Tetapi bagi guru yang sudah terbiasa, maka tidaklah kaget tinggal meningkatkan kemampuannya. oleh karena itui kolaborasi guru, harus digiatatkan. Kuncinya adalah berbagi. Guru yang mampu membagi kemampuannya, pengetahuannya sehingga semua bisa berjalan dengan baik.
Tidak hanya Guru tetapi peserta didik juga harus siap menerima pembelajaran melalui teknologi informasi ini. dukungan alat terutama Smart Hand phone, merupakan prasarat utama untuk menerima pembelajaran pengetahuan ini. Belum lagi jaringan internet yang ada dekat dengan rumah dan kuota internet yang dimiliki peserta didik yang ada kalanya menjadi penyebab atau penghambat siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan di tengah pandemi covid 19.
Dalam penyampaian pengeetahauan, guru bisa menggunakan aplikasi-apliaksi yang sudah disediakan oleh pembuat aplikasi yang bisa diunduh baik secara gratis maupun yangayang berbayar. Dari sekian aplikasi yang ada kelihatannya banyak guru yang memakai google clasroom, walaupun juga ada aplikasi lain misal zoom, google met, webex, edmodo, google form ataupun aplikasi yang lain. Tidak hanya itu Kemendikbud juga sudah membuat pembelajaran melalui tayanagan TVRI. Termasuk pembuatan E modul, ataupun literasi-literasi Digital
B. Pembelajaran Sikap
Pembelajaran sikap ini merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan peserta didik. Pembelajaran sikap yang dulunya dilaksanakan oleh sekolah melalui bapak ibu guru, sekarang harus dilakukan oleh orang Tua. Peranan orang tua juga menjadi penting dalam pelaksanaan kegiatan ini. pada penilaian sikap ini sangat penting terutama ketika peserta didik belajar dari rumah. seperti halnya pembelajaran sikap menyangkut 5 (lima) hal antara lain, a) Religius, b). Nasionalaisme c). Kemandirian, d).Gotong Royong, e). Integritas. Untuk Kegiatan penilaian sikap ini, bisa dilakukan dengan mencatat pada jurnal sikap. kemudian ditandatangai oleh kepala sekolah dan dilaporkan kepada pembimbing/guru di sekolah.
C. Pembelajaran Ketrampilan
Salah satu tujuan pendidikan SMK adalah bagaimana SMK dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha maupun dunia industri baik nasional maupun global. Dari hal tersebut diharapkan lulusan SMK dituntut agar memiliki keammpuan tidak hanya pengetahuan saja tetapi bagaimana terciptanya suatu kemampuan skill atau ketrampilan pada dirinya. Munculnya ketrampilan ini dilakukan dengan suatu latihan yang berulang-ulang, sehingga ketrampilan
Ketika dalam keadaan normal tidak terjadi wabah Covid 19, peranan SMK dalam terciptanya kualitas SDM yang harus dipenuhi lulusan SMK tidak menjadi masalah. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan porsi 70 % praktek, disukung dengan fasilitas yang ada, mampu menciptakan kualitas lulusan yang diharapkan. Sehingga banyak dunia usaha dan dunia industri turun gunung untuk mendapatkan tenaga kerja di SMK-SMK.
Permasalahan muncul adalah ketika wabah pandemi Covid muncul 19. Seperti penjelasan di atas, pandemi covid 19 mampu merubah segalanya di seluruh penjuru kehiupan. Begitu pula pembelajaran di SMK. Dengan penggunaan aplikasi-apliksai yang ada hanya dapat dipakai untuk penyampaian pengetahuan yang ada. Banyak aplikasi-aplikasi pendidikan hanya sebatas sebagai penyampai informasi/toeri-teori dan pember tugas ke siswa. Sehingga anak hanya membaca teori-teori dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Dari sisi ini memang memungkinkan adanya penambahan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik. Tetapi apakah pembelajaran SMK hanya seperti ini, bagaimana nanti dengan lulusan SMK.
Upaya yang harus dilakukan adalah bagiamana pembelajaran terutama praktek ketrampilan tetap bisa dilaksankaan. Komunikasi dengan DU/DI harus dilaksanakan terutama kebutuhan DU/DI terkait ketrampilan apa yang harus dikuasai, mengingat jika dilakukan Praktek maka tidak semua Kompetensi-kompetensi yang ada dapat diselesaikan.
Sebanarnya Upata-upaya yang mungkin bisa dilakukan terkait kegiatan pembelajaran ketrampilan adalah dengan cara :
a. Tetap melaksanakan kegiatan praktek di sekolah dengan sistem bergilir. Pelaksanaan secara bergilir dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ada. Tetapi hal ini juga harus mendapat persetujuan pihak gugus tugas covid 19 yang ada di daerah dan juga harus mendapat ijin dari orang Tua.
b. Melakukan Praktek Siswa dengan sistem Blok, dengan dilaksanakan setelah wabah covid 19 Mereda/habis.
Instrumen Supervisi
![]() |